aku telah memilih menjadi debu di penghujung malam
jauh dari kerlap gemintang seperti yang kau inginkan
maka, anggap saja aku sebagai pecundang
karena akhirnya aku hanya berkeliaran di jalan-jalan
memulung makna dari puing-puing kekalahan
maafkan, aku tak memahami jargon-jargon cintamu
kehidupan buatku hanya sebuah aksioma sederhana
tak perlu filsafat atau putar-putar logika
:jalani saja dengan hati yang jujur dan penuh
sekali lagi, maafkan
aku tak sanggup memberimu kegagahan
-> sanggar-sastra-tasik